Real Madrid dan Sejarah yang Tak Boleh Dilupakan
Sebagai kesebelasan yang berasal dari ibu kota Spanyol, Real Madrid CF tentunya memiliki sejarah yang panjang, baik yang berkaitan dengan sepakbola itu sendiri ataupun tidak.
Jika diurutkan, sudah banyak sekali sejarah yang dicatatkan oleh kesebelasan yang bermarkas di Stadion Santiago Bernabeu sejak 1947 ini. Mereka pernah menjadi kesebelasan pertama yang memenangkan gelar Liga Spanyol dua kali berturut-turut. El Real juga menjadi kesebelasan yang paling banyak meraih trofi Liga Champions, yaitu 11 kali.
Namun, di balik semua sejarah mentereng yang dicatatkan oleh Los Blancos, ada beberapa sejarah kelam yang juga pernah dicatatkan oleh Real Madrid dalam kancah persepakbolaan Spanyol, terutama yang berkaitan dengan diktator Spanyol yang berkuasa pada masa 1930 sampai 1970-an, Jenderal Franco.
Selain Franco, ada juga sejarah lain yang mengikat Madrid dengan Katalunya, pihak yang begitu memusuhi mereka saat ini.
Real Madrid dan Jenderal Franco, Dua Entitas yang Saling Melengkapi
Ada banyak persepsi tentang hubungan antara Jenderal Fransisco Franco Bahamonde dengan Real Madrid. Persepsi ini akan terbentuk sesuai dengan sisi yang Anda pilih dalam laga El Clasico, apakah sisi Madrid atau sisi Barcelona?
Jika Anda memilih sisi Barca, maka persepsi Anda akan dibentuk sedemikian rupa bahwa Jenderal Franco adalah salah seorang diktator yang kejam nan jahat. Ia adalah sosok yang melakukan opresi begitu keras kepada rakyat Katalunya. Pada masa pemerintahannya, rakyat Katalunya dilarang memakai segala atribut yang berbau Katalan, juga dilarang untuk menggunakan Bahasa Katalunya dalam percakapan sehari-hari.
Dengan persepsi seperti itu, jadilah Anda orang yang sebegitu bencinya kepada Jenderal Franco. Franco, dalam benak Anda, mungkin akan dianggap sebagai salah seorang diktator jahat yang selalu berusaha untuk menekan rakyat Katalunya. El Clasico pun akan dianggap sebagai sebuah jalan untuk melawan. Melawan opresi sekaligus melawan kesewang-wenangan.
Tapi jika Anda memilih sisi Madrid, maka Anda akan disuguhkan pemandangan lain. Sebagai kesebelasan yang berasal dari ibu kota Spanyol, juga menjadi pusat kebudayaan Castilian, mereka banyak mendapat berkah dari rezim Franco. Generalissimo (sang Jenderal, sebutan untuk Franco) banyak membantu kesebelasan ini untuk berjaya pada masa 50-an silam.
Salah satu hasil dari kerja tangan Franco untuk Madrid adalah sosok Alfredo Di Stefano. Sosok yang juga menjadi pemantik awal panasnya El Clasico. Perburuan Di Stefano pada era 50-an tersebut, yang juga sempat diburu oleh Barca dan dipertahankan mati-matian oleh River Plate ini, bisa dimenangkan Madrid karena ada campur tangan Franco di sana.
Walau saat saga Di Stefano tersebut FIFA sudah menawarkan jalan tengah (Di Stefano main dua musm di Madrid dan dua musim di Barca), Barca memilih untuk mundur dan akhirnya Di Stefano pun menjadi legenda Madrid. Di Stefano ini pula, selain Jenderal Franco, yang menjadi awal dari munculnya El Clasico.
Namun untuk Franco, Real Madrid bukan hanya sekedar kesebelasan semata. Anggapan yang mengatakan bahwa ia membantu Madrid untuk meraih kejayaan di era pemerintahannya, dari sisi yang lain bisa juga dilihat sebagai upaya dari Franco untuk mendompleng nama Madrid sebagai cara melanggengkan kekuasaannya.
Jadi, sebenarnya Franco dan Madrid adalah dua entitas yang saling melengkapi. Madrid sukses menguasai Liga Spanyol (dan juga meraih trofi Piala Champions) karena Franco, dan Franco dapat melanggengkan kekuasaannya dalam waktu yang lama karena ia mendompleng nama Madrid, salah satu kesebelasan besar Spanyol yang juga menjadi pencetus berdirinya La Liga Primera Division Spanyol bersama Athletic Bilbao dan Barcelona.
Madrid dan Katalan yang Seharusnya Berujung Ucapan Terima Kasih
Selain sejarah kelam yang berkaitan dengan Jenderal Fransisco Franco, ada juga sejarah lain yang tidak boleh dilupakan oleh Real Madrid dan juga pecinta sepakbola Spanyol yang lain. Real Madrid didirikan oleh dua orang kakak-beradik pebisnis yang berasal dari Katalunya.
Pada 1902 silam, dua pebisnis yang sedang merantau ke Madrid dari Katalunya, Juan Padros Rubio dan Carlos Padros Rubio, mendirikan sebuah kesebelasan bernama Madrid Football Club, pengembangan dari Football Club Sky yang dibentuk oleh para akademisi dan mahasiswa Institucion Libre de Ensenanza pada 1897. Juan Padros, yang juga merupakan orang asli Katalan (ia lahir di Barcelona pada 1 Desember 1869) menjadi presiden pertama dari Madrid Football Club, cikal bakal Los Blancos masa kini.
Dua tahun berselang, tepatnya pada 1904, posisinya digantikan oleh saudaranya, Carlos Padros Rubio. Dua orang inilah yang berjasa untuk mengembangkan Football Club Sky, kesebelasan yang menjadi cikal bakal sebuah kesebelasan masa kini yang berlambangkan mahkota dan memakai warna putih sebagai warna dominan dalam seragamnya, kesebelasan yang bernama Real Madrid.
Dengan adanya campur tangan dari orang Katalan dalam membentuk Real Madrid ini, seharusnya ada sebuah ucapan terima kasih, baik itu dari Katalunya sendiri dan juga pihak dari Castilian, Real Madrid. Lagi pula, sebelum Franco berkuasa, hubungan Castilian dan Katalan, serta hubungan Castilian dengan etnis-etnis lain, seperti Basque, baik-baik saja.
Namun memang semua berubah sejak zaman Jenderal Franco berkuasa. Sejarah ini, yang juga sebenarnya merupakan sebuah pengingat di kala hubungan Katalan-Castilian memanas sedemikian rupa, kerap kali terlupakan.
Terkadang, perasaan marah dan kesal karena tertekan oleh sesuatu bisa mengaburkan sisi baik yang ada dari sesuatu tersebut.
**
Real Madrid memang akan sulit lepas dari stigma tentang kesebelasannya Jenderal Franco. Itu adalah sejarah yang tak bisa dihilangkan karena pernah terjadi dan banyak literatur yang membahasnya. Tapi sejarah juga mencatat bahwa Madrid dan Katalan pernah berhubungan baik, dan ini juga adalah sejarah yang tidak boleh dilupakan.
Sejarah tidak melulu berisikan peristiwa manis dan indah. Sejarah juga acap kali berisikan sesuatu yang kejam dan pahit. Yang bisa dilakukan oleh generasi sekarang adalah berdamai dengan sejarah tersebut, mengilhami dan meresapinya sebagai bahan perenungan agar kesalahan-kesalahan masa lampau tidak terjadi lagi di masa kini.