Laga Bola – Suasana panas di luar lapangan menyertai El Clasico Eropa dalam dua pekan terakhir. Namun, pada akhirnya semua berpulang pada aksi dan strategi di atas lapangan.

Sebelum pertandingan pertama dimulai, Pep Guardiola dan Jose Mourinho sudah saling sindir. Pep mengritik pemilihan Pedro Proenca sebagai wasit yang notabene adalah orang Portugal, negara asal Mourinho. The Special One balas menyindir dengan mengatakan bahwa dirinya tak tahu bahwa kini pelatih bisa mengomentari asal-ususl wasit.

Pada pertandingan, tiga kartu merah keluar, untuk Pepe, Mourinho dan kiper kedua Barca, Jose Manuel Pinto. Mourinho yang keberatan dengan kartu merah Pepe kemudian mengeluarkan komentar kontroversial seusai laga, ia menantang Pep untuk memenangi Liga Champions tanpa skandal.

Sudah selesai laga pertama, Madrid dan Barca sama-sama mengadu ke UEFA, namun tuntutan mereka sama-sama ditolak. Madrid pada akhirnya menuding beberapa pemain barca telah bertindak rasis kepada pemain mereka.

Tudingan rasis itu kemudian ditepis oleh Pep. Namun, andai tuduhan rasisme itu terbukti, Pep pun menyebut bahwa Barca akan mengambil sikap.

Segala ribut-ribut di luar lapangan itu dipandang Xavi Hernandez sebagai sebuah hal yang melelahkan. Sampai akhirnya sepakbola-nya sendiri terlupakan.

“Saya punya perasaan bahwa kita terlalu sedikit membicarakan sepakbola dan itu membuat saya sedih,” ujarnya seperti dilansir Sky Sports.

“Saya senang bermain melawan Real Madrid dan saya senang bermain di pertandingan sebesar ini. Mereka adalah tantangan yang menarik. Sangat memuaskan pertandingan bisa berada di semifinal dan itu adalah sebuah alasan yang membanggakan.”

Barca kini berada dalam posisi memimpin 2-0 dan untuk sementara berada di posisi yang lebih menguntungkan untuk maju ke final. Sementara Madrid butuh menimal menang 3-0 untuk bisa lolos.

Kebutuhan untuk mencetak banyak gol itulah yang kemudian membuat muncul anggapan bahwa Madrid bakal bermain lebih menyerang di Camp Nou.

LEAVE A REPLY