Laga Bola – Kekhawatiran soal performa pasukan Alfred Riedl di laga tandang pertamanya terbukti: timnas Indonesia kalah telak di kandang Malaysia. Maka predikat jago kandang kini harus dimaksimalkan di leg kedua.

Di tangan Alfred Riedl, timnas Indonesia punya rekor oke. Mulai menangani timnas semenjak awal Mei 2010 lalu, sampai dengan sebelum menghadapi Malaysia di final Piala AFF 2010, Riedl sudah mengantongi catatan delapan kemenangan dari sembilan partai bersama timnas. Hanya kekalahan 1-7 dari Uruguay yang menodai catatan tersebut.

Meski demikian, catatan tersebut seluruhnya ditorehkan di depan hadapan pendukung sendiri. Pasukan Riedl belum teruji saat bertanding di markas lawan yang pastinya menghadirkan nuansa berbeda.

Pelatih Malaysia K. Rajogobal pun sempat sesumbar dengan menyoroti bahwa capaian Indonesia di Piala AFF 2010 hingga babak semifinal dicapai seluruhnya lewat penampilan kandang. Sementara timnya sendiri relatif lebih teruji karena setidaknya sudah melakoni tiga partai fase grup di Indonesia plus satu leg semifinal di kandang Vietnam.

“Memang, Indonesia telah menunjukkan kinerjanya yang baik. Tapi tidak ada yang menyadari bahwa dari lima pertandingan yang mereka jalani (di Piala AFF), semua digelar di kandang sendiri di Jakarta,” cetusnya.

Dan saat tim Garuda harus melakoni laga away pertamanya, Minggu (26/12/2010), omongan Rajagobal terbukti. Tim Harimau Malaya besutannya sukses mencabik-cabik tim Garuda didikan Riedl tiga gol tanpa balas.

Hal itu kontras dengan catatan timnas saat bertarung di Piala Tiger 2004 dan sempat menang telak 4-1 atas Malaysia di Stadion Bukit Jalil. Kala itu, tim asuhan Peter Withe justru sangat berpengalaman tampil di kandang lawan.

Boaz Solossa dkk melakoni babak penyisihan Grup A di Vietnam. Dari empat laga di fase ini, mereka menang tiga kali, termasuk kemenangan 3-0 atas tim tuan rumah. Tim ‘Merah Putih’ pun lolos dengan status juara grup.

Mereka justru nervous kala tampil perdana di kandang sendiri. Dalam laga semifinal pertama melawan Malaysia di Gelora Bung Karno, timnas menyerah 1-2. Tapi di semifinal kedua, catatan apik di laga away mampu dipertahankan. Boaz cs menang meyakinkan 4-1 di Bukit Jalil dan lolos ke final.

Kekalahan telak atas Malaysia dalam laga semalam sudah selayaknya tak perlu terlalu lama diratapi. Fokus timnas harus segera dialihkan ke laga final kedua, Rabu (29/12/2010) besok.

Kalau memang di Piala AFF 2010 ini predikat yang harus disandang pasukan Riedl adalah jago kandang, maksimalkanlah hal itu di leg II. Dengan dukungan puluhan ribu suporter ‘Merah Putih’ yang akan memadati Gelora Bung Karno, timnas mesti bisa mengulangi penampilan kala melumat Malaysia 5-1 di laga pembuka fase grup.

Peluang untuk jadi juara Piala AFF memang tak terlalu besar. Tapi masih ada waktu 90 menit yang bisa diperjuangkan, masih ada asa yang bisa diraih untuk mengharumkan nama Indonesia.

“Bukankah masih ada 90 menit lagi di Jakarta kawan-kawan.. Tetap Semangat…!!!” seru Bambang Pamungkas, lewat akun Twitter-nya.

“Mari lupakan yang kemarin dan lakukan yang terbaik di Jakarta,” timpal Irfan Bachdim di situs mikroblogging yang sama.

Tiga tahun lalu saat jadi salah satu tuan rumah Piala Asia 2007, Indonesia mengusung slogan optimistis, “Ini Kandang Kita.” Kalimat serupa rasanya amat tepat disematkan guna membangkitkan semangat pada leg II.

LEAVE A REPLY