laga el clasico di musim 2016/17 yang penuh emosi
El Clasico edisi pertama musim 2016/17 baru saja usai. Tak ada pemenang pada laga yang mempertemukan antara Barcelona dan Real Madrid ini tidak menghasilkan pemenang.
Pada laga di Stadion Camp Nou (3/12), kedua tim sanggup mencetak satu gol. Hingga pertandingan berkesudahan dengan skor 1-0. Barca lebih dulu mencetak gol pada menit ke-53 dari Luis Suarez. Setelah itu, giliran Madrid yang mencetak gol pada menit ke-90 dari aksi Sergio Ramos.
Laga berjalan cukup seru di mana kedua tim tampil terbuka. Madrid tampil garang pada babak pertama. Sementara Barca mengambil inisiatif serangan di babak kedua.
Lalu, siapakah pemain dengan aksi terbaik pada laga ini? Siapa pula yang tampil mengecewakan pada laga jornada ke-14 La Liga ini?
Permainan Mascherano di laga El Clasico menunjukkan bahwa ia sedang dalam grafik menurun. Kecepatannya tidak lagi prima seperti beberapa musim sebelumnya. Beberapa kali ia kesulitan saat meladeni kecepatan pemain Madrid.
Salah satu momennya terjadi saat ia harus ‘menjatuhkan’ Lucas Vazquez pada awal pertandingan, tepatnya pada menit kedua. Mascherano nampak kesulitan saat harus mengejar laju Vazquez.
Mujur bagi pemain asal Argentina ini karena Barca tidak dihukum penalti.
Mascherano juga melakukan hal serupa saat ia terlibat duel dengan Cristiano Ronaldo di kotak penalti. Eks Liverpool ini terlihat harus menarik baju Ronaldo untuk membuatnya kesulitan menyambut bola umpan silang dari Marcelo.
Meski begitu, Mascherano harus diakui memiliki visi dalam membaca permainan dengan apik. Sepanjang laga, ia melakukan empat blok untuk menghadang serangan Madrid.
Sementara aksi yang cukup baik ditampilkan oleh Jordi Alba yang mampu membatasi ruang Lucas Vazquez dan Karim Benzema. Aksi terbaik Alba terjadi saat ini memotong kontrol bola Benzema saat ia berada di kotak penalti dan berusaha menendang bola ke gawang Ter Stegen.
Busquets sempat mendapatkan tudingan miring dalam beberapa pekan terakhir. Penampilannya dituduh menurun tidak segemilang musim-musim sebelumnya. Namun, ia mendapatkan panggung pada laga El Clasico.
Busquets menjadi kunci permainan Barca, terutama sebelum Andres Iniesta masuk.
Ia menjadi pemain yang menghubungkan lini belakang, tengah dan depan. Tokoh sentral dalam upaya Barca untuk memenangkan penguasaan bola.
Busquets menjadi pemain Barca yang paling banyak melakukan umpan. Ia melepaskan 70 umpan dan 63 di antaranya tepat sasaran. Lebih baik bahkan dari pemain Real Madrid, Luka Modric.
Pemain berusia 28 tahun ini juga punya perang penting untuk mematikan Isco, yang diplot sebagai gelandang serang oleh Madrid.
Busquets mencatatkan empat tekel sukses dari tujuh kali upaya. Kontribusi lain untuk membantu pertahanan Barca ia catatan dalam dua intersep dan satu kali sapuan.
Barcelona tak cukup dominan pada laga babak pertama. Hal ini tidak lepas dari kurang maksimalnya peran Andre Gomes dan Ivan Rakitic di lini tengah. Kedua pemain ini tak bisa mengimbangi Sergio Busquets.
Hal inilah yang kemudian membuat pelatih Luis Enrique menarik mereka di babak kedua.
Rakitic ke luar lapangan pada menit ke-60. Posisinya digantikan oleh Andre Iniesta yang terbukti tampil lebih baik dan sempat memberikan umpan yang berujung pada peluang emas Lionel Messi.
Rakitic sepanjang laga tak sekalipun melepas umpan kunci dan hanya melakukan 44 kali umpan. Meski akurasinya cukup tinggi, 91 persen, tapi tak ada umpannya yang mengancam gawang Madrid.
Hal yang sama juga berlaku bagi Andre Gomes. Pemain yang dibeli mahal dari Valencia ini tak begitu menonjol perannya. Tingkat kesuksesan tekelnya juga buruk. Dua kali tekel sukses dari lima kesempatan.
Posisi Andre Gomes lantas digantikan oleh Arda Turan pada menit ke-78.
Trio MSN yang menjadi andalan Barcelona ini sudah menampilkan upaya terbaiknya. Namun, kerja sama apiknya mereka yang biasanya ditampilkan tidak maksimal pada laga ini.
Kita mulai ulas dari Lionel Messi. Pemain ini terkenal ganas pada laga-laga besar, termasuk El Clasico.
Namun, pada laga di Camp Nou kali ini Messi tampil standar. Ia tampak sulit lepas dari kepungan para pemain Madrid. Tercatat hanya ada dua peluang yang didapatkan oleh pemain asal Argentina.
Pertama, saat tendangan bebasnya mampu ditepis oleh Keylor Navas. Kedua, saat ia mendapatkan umpan cantik dari Iniesta. Namun, La Pulga gagal memanfaatkan peluang yang ia dapatkan.
Beralih ke Neymar. Penampilan pemain Brasil bisa dibilang lebih baik dibandingkan dengan Messi. Sebelum digantikan oleh Denis Suarez, Neymar selalu menebar ancaman ke gawang Madrid.
Momen terbaiknya terjadi pada menit ke-53. Eksekusi tendangan bebasnya mampu diteruskan menjadi gol oleh Luis Suarez.
Sementara momen yang layak ia sesalkan adalah gagalnya dua peluang mencetak gol yang didapatkan. Pertama, setelah mengecoh Dani Carvajal dan tinggal berhadapan dengan kiper, sepakannya justru melambung. Peluang kedua gagal karena dihalau Raphael Varane.
Giliran Luis Suarez yang pada laga ini mencetak gol.
Sekali lagi, Suarez telah membuktikan dirinya sebagai monster saat berada di kotak penalti. Tak banyak peluang yang didapatkan oleh pemain asal Uruguay ini.
Meski begitu, eks pemain Liverpool ini tampil sangat efektif. Hanya melepaskan dua kali tendangan, tapi salah satunya menjadi gol lewat sundulan kepala pada menit ke-53.
Gol ini juga memperlihatkan skil Suarez dalam berkelit dari penjagaan lawan dan mencari ruang bebas.