Laga Bola – PSSI sampai saat ini masih menunggu tindak lanjut dari Dewan Pers terkait keberatan mereka atas pemberitaan yang dilakukan harian olahraga TopSkor dan seorang wartawan Kompas.
“Ya, Kami memang mengadukan mereka (Topskor dan wartawan kompas Yesayas Oktovianus) kepada Dewan Pers pada tanggal 4 Februari lalu. Sampai saat ini kita lagi menunggu Dewan Pers memanggil Topskor dan Yesayas Oktovianus,” tutur Direktur Media PSSI, Barry Sihotang.
Alasan PSSI mengadukan Topskor adalah soal pemberitaan media tersebut pada 31 Januari mengenai dijualnya pertandingan final pertama AFF Suzuki Cup antara timnas Malaysia vs Indonesia, sebagaimana dilansir melalui surat elektronik (email) dari seseorang yang pegawai pajak bernama Eli Cohen.
Topskor dianggap melakukan pelanggaran atas Kode Etik Jurnalistik (KEJ) karena memuat pemberitaan yang tak jelas asal usulnya tersebut . Pemberitaan ini pun langsung jadi perdebatan di kalangan masyarakat dan mengundang perhatian dari berbagai pejabat negara.
“Kita sudah pernah minta hak jawab ke Topskor namun tak dimuat. Itu ‘kan namanya melanggar UU Pers dan IT. Polisi saja sudah bilang email itu bohong, lalu siapa yang bertanggung jawab atas hal ini? Pemberitaan ini kan sudah bergulir di masyarakat seperti bola salju,” sambung Barry.
“Soal Topskor mereka harus bertanggung jawab atas pemberitaan Eli Cohen. Entah bagaimana nanti cara yang diberikan oleh dewan pers. Namun mereka harus tanggung jawab sebagai insan pers yang punya moral dan menjunjung tinggi kode etik pers.”
Soal keberatan mereka terhadap Yesayas dari Kompas, PSSI mengadukannya ke Dewan Pers karena dianggap menyalahgunakan profesinya. Yang bersangkutan selama ini dikenal sering mengkritisi PSSI secara tajam di medianya, namun sebuah tabloid olahraga pernah menyebutkan bahwa dia termasuk orang Liga Primer Indonesia (LPI).
“Waktu itu BOLA nulis Yesayas Oktovianus itu orang LPI. BOLA kan juga kompas. Maka kami sudah bikin surat aduan juga ke Dewan Pers dan tembusannya ke Pemimpin Perusahaan Kompas Yacob Utama,” ujar Barry.
“Yesayas berbulan-bulan nulis soal PSSI di Kompas. Itu berarti bias kalau selama ini Yesayas adalah orang LPI. Kita sudah tidak percaya lagi kalau dia nulis soal PSSI karen berarti itu ada kepentingannya. Kalau masih ada berita Yesayas soal PSSI itu berarti taste dan tidak layak dibaca,” tegas Barry.