Laga Bola – Pencabutan izin pertandingan ulang melawan Persebaya Surabaya Djarum Indonesia Super League (DISL) menjadi pukulan telak bagi Persik Kediri. Bagaimana tidak, ini kedua kalinya tim asal Kota Tahu tak bisa menggelar pertandingan karena alasan keamanan. Dengan lawan yang sama, Persebaya.
Pencabutan izin yang berujung batalnya pertandingan, sangat disesali klub berjuluk Macan Putih. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali berharap kebijakan dari PSSI secepatnya. Setelah pencabutan izin pertandingan, pihak Persik langsung mengirimkan surat ke PSSI.
Tapi hingga kemarin belum ada respons dari PSSI atas pembatalan pertandingan itu. “Setelah pertandingan dibatalkan, kami langsung mengirim surat pemberitahuan ke PSSI. Tapi belum ada respons atau solusi dari pembatalan itu,” kata Humas Persik Kediri Nurmuhyar kemarin.
Padahal, seharusnya PSSI bergerak cepat dengan memberikan opsi terkait lokasi pertandingan. Sebab panitia pelaksana (Panpel) Persik hanya mempunyai waktu dua hari jika ingin memindahkan lokasi pertandingan. Lebih dari itu, bisa dinyatakan WO (walk over).
Seharusnya, lanjut Nurmuhyar, PSSI tidak lepas tangan. Otoritas sepakbola nasional itu seharusnya responsif dan memberikan solusi saat klub sudah tidak mampu. “Ya terpaksa kita pasrah dengan kondisi ini. Mau bagaimana lagi,” tandas Nurmuhyar.
Pembatalan pertandingan ini sebenarnya cukup dimaklumi sejumlah pihak, baik petinggi klub maupun supporter Persikmania. Ketua Umum persik sekaligus Walikota Kediri Samsul Ashar meminta maaf kepada Persikmania dan berjanji akan memperbaiki klub ke depannya.
“Kita sudah berupaya menggelar pertandingan dan sempat berkomunikasi dengan Liga Indonesia (PT Liga Indonesia). Tapi belum ada hasilnya. Kita masih menunggu keputusan,” kata Samsul. Persikmania juga bisa memaklumi situasi yang ada.
Ketua Forum Komunikasi Supporter Persik (FKSP) Kediri Hendri Ego mengatakan, kalau pun pertandingan digelar, peluang Persik menembus play off masih sangat berat. Haru menang dengan skor minimal 7-0, menurutnya sulit diwujudkan walau di kandang sendiri.
“Yang terpenting supporter Persikmania memahami kondisinya dan manajemen berkomitmen untuk memperbaiki tim ke depannya,” kata Hendri. Ia mengakui perjalanan tim Macan Putih musim ini kurang gereget sehingga terperangkap ke zona degradasi.
Sementara, pelatih Agus Yuwono juga menyesalkan batalnya pertandingan walau hanya bisa pasrah. Untuk berharap pertandingan tunda menurutnya sudah cukup sulit karena babak play off akan digelar 8 Agustus mendatang di Stadion Jatidiri Semarang.
“Rasanya kok sulit kalau ada pertandingan tunda, kalau play off sudah dekat. Kita akan membicarakan dulu rencana selanjutnya dengan pengurus. Semoga ada solusi dan tidak merugikan tim. Kalau soal teknis, saya yakin sudah siap,” kata Agus Yuwono.