Pekanbaru Laga Bola – PSPS Pekanbaru mengalami kekurangan dana untuk mengarungi kompetisi Indonesia Super Legue (ISL). Karena itu, PSPS pun meminta sumbangan ke masyarakat dengan membuka gerakan ‘Rp 5000 untuk PSPS’.

Gerakan tersebut telah berjalan dalam dua bulan terakhir. Gerakan ini melibatkan suporter klub Asykar Theking dan melibatkan media lokal Tribun Pekanbaru. Keduanya dijadikan tempat posko sumbangan.

Gerakan meminta sumbangan ini menimbulkan kontroversi di tengah pencinta sepakbola. Sebagian menuding PSPS tidak transparan dalam pengelolaan berbagai sumbangan dari sponsor termasuk tiket penjualan pertandingan di Stadion Rumbai.

“Buat apa ngemis-ngemis ke masyarakat, kalau memang PSPS tidak sanggup menggaji pemain nasional, lebih baik memberdayakan pemain lokal. Untuk apa kita juara kalau toh pemain PSPS sendiri bukan warga Pekanbaru,” kata Sobirin, pencinta sepakbola di Pekanbaru.

Di tempat terpisah, manajer PSPS Dastrayani Bibra menyebut bahwa ide minta sumbangan itu datangnya dari suporter dan salah satu media lokal. Menurutnya PSPS hanya memberikan dukungan atas gerakan tersebut.

“Kita memang kekurangan dana, baik untuk membayar pemain, kotrak mess serta dana untuk bermain tandang. Jadi kalau ada gerakan untuk memberikan sumbangan kepada kami, ya kami mendukung saja. Tapi ide itu bukan dari kami,” kata Bibra.

Kendati PSPS menyetujui gerakan minta sumbangan tersebut, menurut Bibra pihaknya juga meminta agar tidak ada unsur paksaan bagi mereka yang mau menyumbang.

“Kita juga sudah ingatkan kepada mereka yang meminta sumbangan, jangan ada unsur paksaan. Klub sepak bola manapun tetap saja membutuhkan dana,” kata Bibra.

LEAVE A REPLY