CEO Sirkuit Sepang soal Rencana Indonesia Gelar MotoGP

 

Rencana Indonesia untuk menjadi menggelar seri MotoGP pada 2018 diyakini bakal memberi banyak keuntungan. Keuntungan tersebut bukan hanya dari segi ekonomi, tetapi juga berupa pertumbuhan bangsa.

Hal itu disampaikan oleh Dato’ Razlan Razali, CEO Sirkuit Internasional Sepang, di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada Rabu (1/2/2017).

Kepada detikSport, ia menyatakan telah mendengar soal rencana Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP dan membangun sirkuit di Palembang, Sumatera Selatan. Menurut Razlan, hal itu merupakan langkah bagus.

“Saya tidak tahu pasti tetapi yang saya dengar dan baca berita, Indonesia akan membangun sirkuit di Palembang atau Bali. Tetapi bagi saya kalau Indonesia menggelar MotoGP itu langkah bagus,” kata Razlan.

Razlan mengatakan, besaran biaya yang dibutuhkan untuk menggelar sebuah seri MotoGP tergantung dari masing-masing negara.

“Saya tidak dalam kapasitas memberi nasihat jika tidak diminta. Tetapi, yang bisa saya katakan adalah sangat bagus jika Indonesia bisa menggelar MotoGP. Karena antara Indonesia dan Malaysia kurang lebih sama, banyak peminat untuk olahraga roda dua ini,” kata Razlan, tanpa memberi rincian detail anggaran yang dibutuhkan untuk gelar event dunia itu.

“Satu-satunya perbedaan adalah Indonesia memiliki populasi penduduk yang tinggi, jadi jika ada yang mengendalikan MotoGP dan sanggup mengajukan untuk menggelar, adalah sebuah langkah yang bagus. Sebab, akan banyak yang datang ke sana,” tambahnya lagi.

Razlan menambahkan, menggelar MotoGP tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi tetapi juga pembangunan negara, dan segi permotoran.

Hal itu pun, disebut Razlan, sudah dirasakan oleh Sirkuit Sepang sendiri. Dibangun sejak 21 November 1997 dan dibuka pada 7 Maret 1999, sirkuit ini kerap menggelar event-event besar, seperti A1 Grand Prix, SuperGT, Asian Touring Car Championship, Formula 1, hingga MotoGP. Sirkuit ini memiliki panjang 5,543 km dan punya 15 tikungan.

“Kami itu baru dapat (menikmati) keuntungan pada 2010 dari sejak 1999 di Sepang, dan 1965, dahulu di Batu Tiga. Tapi ini bukan karena penyebab MotoGP tidak bagus, tetapi karena manajemen yang belum fokus kepada MotoGP tetapi Formula 1,” ungkap dia.

“Nah, kami manajemen baru mulai fokus kepada dua hal itu. Hanya MotoGP masih berkembang dan penontonnya lebih ramai ketimbang Formula 1 yang saat ini mulai tidak ramai,” katanya.

Seperti yang terpantau detikSport, di hari ketiga tes MotoGP masih banyak penonton yang datang ke Sirkuit Sepang. Sekitar 200-300 orang hadir mengisi bangku-bangku tribune penonton.

Beberapa dari mereka mengabadikan pebalap-pebalap kesayangan mereka seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, Dani Pedrosa, hingga Jorge Lorenzo lewat kamera handphone mereka.

LEAVE A REPLY