Tim Ganda Putri Jadi Sorotan Utama Eng Hian
Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian tak puas dengan hasil yang diraih para pemainnya di Thailand Masters 2017. Dari hasil evaluasinya, dia menyoroti persoalan semangat juang yang masih kurang.
Sektor ganda putri mengirim empat pasangan ke Thailand Masters 2017. Mereka adalah Greysia Polii/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta, dan Della Destiara Haris/Apriani Rahayu.
Greysia/Rosyita melaju paling jauh dengan menembus semifinal sebelum dihentikan unggulan teratas Chen Qingchen/Jia Yifan (China). Sementara tiga pasangan lainnya kandas di perempatfinal.
Dalam wawancara dengan Badmintonindonesia.org, Eng Hian berkali-kali menegaskan bahwa dirinya tidak mengutamakan hasil, tetapi proses. Dia pun kecewa karena belum melihat fighting spirit yang bisa dibanggakan dari anak buahnya.
Berikut petikan wawancara Eng Hian:
Secara keseluruhan, saya merasa tidak puas dengan pencapaian tim ganda putri di turnamen ini. Apa yang sudah dilakukan selama persiapan, latihan, capek, sakit, semua hasilnya tidak terlihat.
eknik itu bisa keluar kalau atlet bisa mengatasi diri sendiri dan situasi di lapangan. Lawan mana ada yang mau ngasih kemenangan ke kita? Nah cara mengatasi masalah ini yang saya belum bisa lihat. Misalnya di pertandingan Greysia/Rosyita di semifinal, give up begitu saja adalah suatu hal yang tidak bisa diterima.
Saya tidak mengutamakan hasil, tetapi proses. Mau kalah dapat angka tujuh atau delapan tetapi perjuangannya mati-matian ya saya mengerti.
Ada poin plus untuk Anggia/Ketut dari empat pasangan ini. Mereka progress-nya kelihatan, dari persiapan hingga tanding, semua sesuai dengan harapan saya. Saya tidak mau mendahului kehendak Tuhan, kalau Ketut tidak sesak napas dan bisa bermain normal, saya rasa mereka bisa menang.
(Anggia/Ketut mundur di game ketiga saat berhadapan dengan wakil China, Huang Dongping/Li Yinhui, karena Ketut mengalami sesak napas).
Untuk Rizki/Tiara, saya melihat tidak ada fighting spirit sama sekali. Sekali lagi, saya tidak melihat hasil, kalau kalah tetapi perjuangannya luar biasa, saya bisa maklumi. Saya menyoroti Tiara, dia butuh perhatian khusus dan harus berjuang lebih keras lagi dalam segala hal, disiplin, attitude, di lapangan dan luar lapangan.
Catatan tersendiri untuk Apri, saya ada sedikit harapan sama dia. Penampilan Apri bisa dibilang bagus sebagai pemain muda yang baru masuk turnamen level senior. Apri bisa mengimbangi permainan seniornya. Saya harap Apri bisa menjaga dan meningkatkan kualitas latihan dan attitude-nya, mudah-mudahan dalam satu sampai tiga tahun lagi akan kelihatan hasilnya.
Bisa dibilang fighting spirit untuk mencapai kemenangan itu saya belum lihat.
Masih banyak PR di ganda putri. Untuk meningkatkan kualitas mereka dan mengharapkan jadi juara itu masih jauh sekali. Grup pelatnas utama ini berat. Bicara seorang juara itu bukan cuma sekali-sekali juara, tetapi konsisten, misalnya seperti pasangan Jepang yang juara olimpiade kemarin (Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi).
Kalau tidak ada kemauan dari diri sendiri untuk maju dengan disiplin, menambah porsi latihan, ya sulit.
Lalu apakah akan ada perubahan program di ganda putri?
Saya akan lihat selama enam bulan ini, kalau tidak ada perubahan, tidak ada progress positif, akan saya rombak semua. Saya akan mengharapkan pemain-pemain pratama saja.