Laga Bola – Penampilan mengesankan skuad Jerman dalam beberapa laga terakhir akhirnya terhenti. Spanyol memupuskan harapan Der Panzer melaju ke final Piala Dunia 2010 berkat kemenangan tipis 1-0 di stadion Moses Mabhida, Durban, Kamis (8/7/2010) dini hari WIB.

Anak-anak asuh Joachim Low bernafsu membalas kekalahan di final Euro 2008 oleh La Furia Roja. Kendati tidak bisa menurunkan Thomas Mueller yang terkena akumulasi kartu, Der Panzer jelas dibayangi optimisme berkat hasil meyakinkan atas Inggris (4-1) dan Argentina (4-0).

Sementara, di kubu Spanyol, muncul kekhawatiran akibat performa striker Fernando Torres yang kurang optimal. Alhasil, seperti dugaan banyak pihak, pelatih Vicente del Bosque mencadangkan bomber Liverpool dan menggantinya dengan Pedro Rodriguez.

Pendukung Spanyol bisa sedikit lega menyaksikan permainan David Villa cs yang jauh lebih baik ketimbang pada perempat final melawan Paraguay. Sejak awal laga, Spanyol berhasil menjaga ritme permainan dan ball possession.

Jawara Eropa sempat beberapa kali menerobos pertahanan Jerman menuju depan gawang Manuel Neuer. Namun, solidnya barisan Der Panzer belum memungkinkan Spanyol mencetak gol.

Di pihak lain, Jerman cukup mengancam dengan serangan baliknya. Salah satunya ketika Philipp Lahm membuka ruang serangan kepada Piotr Trochowski di menit 32. Sayang, tendangan menyusur tanahnya masih bisa ditepis Iker Casillas.

Memasuki injury time, Jerman kembali mengancam gawang Casillas ketika Miroslav Klose melepaskan umpan kepada Mesut Ozil. Bintang Werder Bremen langsung dikelilingi para pemain Spanyol sebelum akhirnya terjatuh. Namun, wasit rupanya tidak melihat itu sebagai pelanggaran.

Mencoba memanfaatkan sisa waktu di babak pertama, Carles Puyol melontarkan bola kepada Pedro. Bintang muda Barcelona mencoba peruntungannya dari jarak jauh. Tapi, tendangannya menuju tepat ke arah Neuer. Alhasil, skor kacamata tidak berubah hingga turun minum.

Di babak kedua, Spanyol tampil semakin dominan. Umpan-umpan cantik di lini tengah memungkinkan La Furia Roja membuka serangan ke jantung pertahanan Jerman.

Xabi Alonso melepaskan tendangan kencang melalui kaki kirinya ke gawang Neuer setelah menerima bola dari Xavi Hernandez di menit 50. Namun, bola masih jauh melebar di sisi gawang.

Delapan menit berselang, giliran Alonso mengatur serangan dengan melepaskan umpan kepada Pedro. Setelah upaya Pedro dimentahkan Neuer, Xavi menyambar bola rebound dan mengopernya kepada Andres Iniesta yang memberikan umpan cantik kepada Villa di depan gawang. Sial bagi Spanyol, bomber Barcelona tak mampu mencapai bola.

Low memutuskan menarik mundur Trochowski di menit 62 dan menggantinya dengan Toni Kroos (20).

Gelandang Bayer Leverkusen langsung menebar ancaman kepada Spanyol ketika kerjasamanya dengan Bastian Schweinsteiger dan Lukas Podolski di menit 69 nyaris menjebol gawang Casillas. Namun, kapten La Seleccion kembali memperlihatkan tajinya sebagai salah satu kiper terbaik dunia dan menggagalkan peluang Kroos.

Sial bagi juara dunia tiga kali, Spanyol berhasil mengakhiri kebuntuan di menit 73. Berawal dari sepak pojok Xavi, Puyol menyambut bola dengan tandukan kepala dan sukses mengoyak gawang Neuer. Gol kapten Barcelona langsung disambut gemuruh ribuan pendukung Spanyol di Moses Mabhida.

Semakin percaya diri dengan gol tersebut, del Bosque pun mencoba menurunkan Torres di menit 81 untuk mengisi posisi Villa.

El Nino sebenarnya bisa menyegel kemenangan 2-0 untuk Spanyol. Berawal dari serangan balik, Pedro yang mendapatkan bola di sektor kanan berupaya melakukan penetrasi ke depan gawang Neuer. Namun, alih-alih mengoper bola kepada Torres yang lolos dari penjagaan, Pedro berlama-lama menahan bola demi mencari celah mencetak gol. Bola pun berhasil dicuri kembali pasukan Jerman.

Untungnya, gol tunggal Puyi -panggilan Puyol- sudah cukup untuk mengantarkan La Furia Roja menapak sejarah baru. Hingga empat menit masa injury time, keunggulan 1-0 untuk Spanyol tidak juga berubah.

Bunyi peluit panjang dari wasit Hungaria Viktor Kassai langsung disambut euforia skuad Spanyol yang menghambur ke tengah lapangan. Sementara, Tim Panser hanya bisa tertunduk lesu setelah kembali merasakan kepahitan sama layaknya final Euro 2008.

LEAVE A REPLY